Fase Sepuluh Hari Kedua Ibadah Ramadhan

Jurnal Sumbar

JURNAL SUMBAR — Bulan Ramadhan yang berlangsung selama 29-30 hari, ibarat sebuah kompetisi maraton bagi sebagian umat, yang dilalui dengan berbagai amalan. Dalam sebuah hadits, yang sanadnya dhaif, tetapi bukan masuk kategori munkar, disebutkan dari Salman Al-Farisi radhiallahu ‘anhu. Diceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah menjelang Ramadan. Di antara isi khotbah beliau,

من فطر صائما على مذقة لبن، أو تمرة، أو شربة من ماء، ومن أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لا يظمأ حتى يدخل الجنة، وهو شهر أوله رحمة، ووسطه مغفرة، وآخره عتق من النار، فاستكثروا فيه من أربع خصال…

“Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang puasa maka Allah akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan nar (pembebasan dari neraka). Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan” (Riwayat Al-Muhamili dan Ibnu Khuzaimah)

Setelah kita melalui 10 hari fase pertama, di mana pada sebagian umat Islam cukup berat karena tubuh dan pikiran berusaha beradaptasi dengan kondisi saat puasa, maka 10 hari kedua Ramadhan ini mungkin akan terasa lebih ringan karena akhirnya tubuh sudah mulai terbiasa dengan aktivitas puasa yang menuntut seseorang untuk tidak makan dan minum dimulai sejak matahari terbit hingga saat matahari terbenam.

Untuk keutamaan 10 hari kedua Ramadhan seperti yang disebutkan dalam hadist bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Nah, pada fase kedua atau fase 10 hari kedua Ramadhan inilah Allah membukakan pintu magfirah atau ampunan yang seluas-luasnya. Karenanya Jangan sampai kita melewatkan hari-hari penuh ampunan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan sia-sia.

PERANTAU SIJUNJUNG

Pada waktu-waktu inilah saat yang paling tepat untuk memperbanyak doa serta memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan di masa lalu agar diampuni dan dibebaskan dari hukuman.

Perbanyaklah melakukan sholat malam, berdoa , tilawah quran, dan berdzikir karena pada 10 hari kedua Ramadhan ini merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengurangi dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dengan memohon ampunan dengan tulus dan bersungguh-sungguh serta bertobat dari hati yang terdalam Insya Allah pasti mendapatkan ampunan-Nya.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah, kita harus segera tersadar, bahwa sudah 10 hari kita melalui bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan ini. Evaluasi diri kita, sudah seperti apakah kita menjalankan Ramadhan kita di 10 hari pertama ini. Apakah sudah cukup untuk membuat Allah sayang pada kita? Semakin cepat kita mengevaluasi dan menyadari kurangnya ibadah kita, akan semakin baik. Karena hari demi hari di bulan Ramadhan akan berlalu begitu saja, dan pada akhirnya kita akan berpisah dengannya.

Alangkah ruginya umat Islam yang saat berpisah dengan Ramadhan, tak melakukan ibadah yang optimal dalam mengarunginya.

Berapa banyak bacaan Al Qur’annya ?
Berapa banyak Al Qur’an yang dibaca tafsirnya ?
Berapa banyak ayat yang dihafalkan ?
Berapa banyak ibadah sunnah yang dilakukan ?
Berapa banyak sedekah yang sudah dikeluarkan ?
Sudah berapa kali kita sudah menggunjing orang lain ? Istighfarlah
Sudah berapa kali kita melalaikan ibadah ? Istighfarlah
Sudah berapa orang yang tersakiti oleh perkataan kita ? Istighfarlah
Dan berbagai bentuk evaluasi/ muhasabah yang bisa kita lakukan, mumpung Ramadhan masih berlangsung, masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbaikinya.

Wallahu a’lam bisshawab

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.