STAKPN Tarutung Sumut Berubah Status Jadi IAKN

Jurnal Sumbar

JURNAL SUMBAR | Sumut – Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung, Sumatera Utara (Sumut berdiri sejak tahun 1999. Kamis (1/6), kemarin berubah status menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN).

Perubahan status tersebut setelah pihak, Kemenag RI, bersama Kemensekneg, Kemen PAN RB, Kemenkeu, melakukan vistasi bersama perubahan status dari Sekolah Tinggo Agama menjadi Insitut Agama Kristen Negeri.

Dalam hal itu, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifudin, diwakili Kepala Biro Umum Kemenag RI, Drs. H. Syafrizal Syofyan Intan Kayo, bertindak menjadi keynote spech, memaparkan undang-undang pendidikan nasional nomor. 20 tahun 2003, hadapan ribuan akademika STAKPN Tarutung.

Pada acara itu juga dihadiri Ketua DPRD Propinsi Sumut, DPRD Tapanuli Utara, Bupati Tapanuli Utara, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Rektor STAKPN, Prof.Dr. Lince Sihombing. Vistasi perubahan status itu berlangsung di Auditorium STAKPN Tarutung berjalan sukses.

PERANTAU SIJUNJUNG

“Pemerintah wajib membantu dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai amanah UU Pendidikan No. 20 Tahun 2003. Baik itu Pemerintah Pusat, Pemda, maupun masyarakat. Jangan hanya mendukung pendidikan agama hanya melalui pidato saja, tapi wajib mendukung dalam penyelenggaraan,” kata Syafrizal Syofyan, tokoh masyarakat Sijunjung, Sumbar, asal Lubuktarok itu, pada Jurnal Sumbar, Jumat (2/6) pagi tadi.

Vistasi bersama atas perubahan satus STAKPN Tarutung menjadi IAKN

Lagi pula katanya, STIT Al Yakin Sijunjung, Sumbar, diharapkan juga berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islama Negeri (STAIN). “Asal mau bertranformasi maka STIT Al Yakin Sijunjung pun bisa menjadi STAIN dan bisa menjadi pusat pendidikan diwilayah kita, sekurang-kurangnya punya Sekolah Tinggi Negeri,” kata Syafrizal Syofyan Intan Kayo.

“Tapi itu semua tergantung dukungan dan bantuan Pemkab Sijunjung itu sendiri. Dukungan harus semuanya, terutama dalam penyelenggaraan dan juga termasuk dukungan semua pihak serta dukungan masyarakat. Jika semua mendukung, maka saya yakin di Sijunjung bisa menjadi pusat pendidikan diwilayah sendiri,” harap Syafrizal. [Saptarius]

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.