Gaet Pengusaha Minang, Pemprov Sumbar Tawarkan Banyak Peluang Investasi

1834

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Jumat, 30 November, Pemprov Sumbar mengadakan Rapat Kerja dengan Ormas dan tokoh Minang serta pengusaha Hotel, Kuliner dan Tour Travel asal Minang Se Jabodetabek di Hotel Balairung Jakarta.

Dalam Rapat kerja tersebut dihadiri oleh pengurus ormas Minang, yaitu Burmalis Ilyas mewakili Jaringan Perantau Minang Dunia (Minang Diaspora Network Global) yang juga adalah Pengurus KADIN Indonesia bidang UMKM dan Koperasi dibawah pimpinan Wakil Ketua Umum KADIN Muhammad Lutfi (Mantan Menteri Perdagangan),  H. Zairul mewakili IKM (Ikatan Keluarga Minang) dan perwakilan dari GEBU Minang, HASS, BK3AM dan DPP Induk Keluarga Minang serta pengusaha-pengusaha Minang sukses dirantau, seperti Wendi Azwardi Owner Sari Bundo, Maldav mewakili RM Simpang Raya dan pengusaha sukses Minang lainnya.

Selain itu, juga dihadiri tokoh-tokoh senior Minang, yaitu Irjen Pol Purn Dasrul Lamsudin (Mantan Kapolda Sumbar), Laksamana Muda TNI Purn Ardius Zainuddin yang setelah purna tugas memiliki usaha Resto Jepang Sushi Terrace TMII.

Dari Pemprov Sumbar dihadiri oleh  Kabiro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Luhur Budianda, Kasubag Umum Pariwisata Riza Chandra, Kadis Peternakan & Keswan Ir. Erinaldi, Kadis Perindag Asben Hendri, Kadis Kelautan & Perikanan Yosmeri, Kadis Pangan Effendi.

Dalam raker itu OPD Pemprov Sumbar yang hadir memaparkan program dan peluang investasi di bidangnya.

Dinas Pariwisata

Dinas Pariwisata memaparkan bagaimana perkembangan dunia pariwisata Sumbar dan destinasi-destinasi pariwisata yang sudah mulai mendunia, seperti puncak Mandeh serta keberhasilan Sumbar mendapat penghargaan sebagai destinasi halal terbaik tingkat dunia.

Dinas pariwisata mengajak pengusaha Minang untuk berinvestasi di bidang perhotelan (saat ini guest house pesat perkembangannya) maupun kuliner di kampung halaman, dan menghimbau pengusaha Minang yang bergerak di bidang  tour travel untuk menjual paket-paket liburan ke Sumbar. Dan di setiap rumah makan Padang maupun hotel-hotel di dalam dan luar negeri yang dimiliki oleh pengusaha Minang, agar ditampilkan brosur-brosur pariwisata Sumbar

Dinas Peternakan

Dinas Peternakan mengajak perantau dan pengusaha Minang untuk berinvestasi di bidang peternakan di kampung halaman. Peternak di kampung kesulitan dalam mendapatkan akses kredit karena banyak tanah di ranah yang belum atau tidak bersertifikat, karena milik adat. Sementara Kredit seperti KUR masih mensyaratkan adanya agunan atau jaminan yang bersertifikat sehingga mereka dianggap tidak Bankable (tidak bisa menerima kredit perbankan).

Oleh karena itu, Dinas Peternakan mengajak perantau Minang berinvestasi melalui aplikasi e-ternak dengan jaminan investasi aman karena sapinya diasuransikan dan kandang juga sudah dapat diawasi melalui GPS. Pembagian keuntungan 40 persen peternak, 40 persen investor dan 20 persen manajemen.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan menginfokan, meski randang dinobatkan menjadi makanan terenak di dunia, namun dalam faktanya randang belum seutuhnya mendunia. Saat ini hanya UMKM dengan merk Asese yang sudah bisa ekspor.

Pemprov dibantu oleh Kementrian UMKM dan Koperasi sudah membangun sentra randang di Payakumbuh dengan konsep RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Modern, dan bisa bertahan sampai 1.5 tahun melalui teknologi e-radiasi. Dan hal ini sudah memenuhi syarat ekspor yang harus bertahan minimal 1 tahun.

Saat ini diupayakan agar kemasan randang memenuhi standarisasi dan tersertifikasi dengan desain packaging yang menarik.

Dinas Perindustrian mengajak semua pengusaha Hotel dan Resto serta Tour Travel untuk menyediakan satu ruangan khusus seperti gerai/corner yang mendisplay dan menjual produk-produk UMKM Ranah Minang

Di bidang Industri, petani Gambir kondisinya benar-benar belum menikmati hasil Gambir, karena kekurangan modal dan tidak mampu melakukan hilirisasi Gambir. Keuntungan lebih banyak dinikmati trader.

Tong Tong Fair di Belanda diharapkan ada dampaknya terhadap UMKM Sumbar. Saat ini ada sekitar 400 ribu UMKM dan 28 ribu IKM di Sumbar yang perlu diperhatikan dan menjadi potensi sebagai pemasok produk-produk untuk 260 juta penduduk Undonesia dan pasar luar negeri.

Dinas Pangan

Kepala Dinas Pangan menyayangkan semakin sedikitnya Beras Sumbar digunakan oleh Resto Minang yang ada di rantau saat ini. Dan mengharapkan agar pengusaha RM Padang bisa menggunakan beras yg didatangkan dari Sumbar agar beras Sumbar bisa dinikmati masyarakat luar sumbar dan UMKM yang ada di Sumbar juga diuntungkan. Selain beras Solok, saat ini Beras dari Pesisir Selatan juga cukup bagus kualitasnya dan sudah banyak yang dikirim ke Pekanbaru dan Batam.

Selain itu, cabe Sumbar juga dinikmati oleh konsumen di luar Sumbar seperti Pekanbaru dan Batam. Namun ironisnya masyarakat sumbar banyak yang konsumsi cabe dari luar sumbar karena lebih murah, sekitar lebih kurang 25 ton/hari. Untuk itu diharapkan juga agar RM Padang/Minang juga menkonsumsi Cabe dari Sumbar

Manggis dan Kopi merupakan salah satu andalan ekspor Sumbar saat ini, terutama Kopi Solok. Namun tetap saja nasib petani kopi belum maksimal karena yang mengambil untung lebih banyak pedagangnya.

Kopi di Sumbar sudah memenuhi standar PSAT dan siap diekspor. Perantau minang dalam dan luar negeri diharapkan bisa mencarikan akses pasar untuk petani kopi.

Dinas Kelautan dan Perikanan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan memaparkan peluang investasi di bidang penangkapan ikan, pembudidayaan ikan kerapu, rumput laut, kerang mutiara, udang vaname.

Salah seorang pengusaha Minang yang sukses di bidang usaha udang adalah ibu Merry Warti yang juga pengusaha Hotel Emmersia Lampung.  Perantau dan Pengusaha RM Padang/Minang diharapkan bisa memasarkan udang ini.

Selain itu, perantau Minang juga bisa mempromosikan produk olahan dari ikan yang sudah jadi seperti randang tuna, dendeng tuna, crispy ikan teri, otak-otak dan lain-lain yang sudah dalam packaging yang bagus.

Semua kepala dinas mengharapkan agar semua pengusaha hotel, kuliner dan tour travel bisa mempromosikan hasil UMKM Minang, dan menyediakan gerai khusus untuk display produk UMKM Sumbar dan promosi pariwisata dan investasi Sumbar.

Kepala Biro Rantau dan Pembangunan mengharapkan diaktifkan kembali asosiasi Rumah Makan Padang/Minang maupun asosiasi usaha lainnya agar bisa terjembataninya komunikasi antara pengusaha Minang di rantau, Pemprov Sumbar dan UMKM yang ada di Sumbar.

Burmalis Ilyas mengharapkan agar program ini bisa berkelanjutan kedepannya dan agar lebih fokus diadakan oleh masing masing kepala dinas dengan pengusaha yang terkait dengan sektor yang ditanganinya. Selain itu kegiatan ini bisa bersinergi dengan KADIN pusat maupun KADIN daerah.

Dalam kesempatan itu Burmalis Ilyas juga mengajak pengusaha yang ada untuk bergabung dalam keanggotaan KADIN karena banyak manfaat yang didapat, seperti informasi dan akses ke permodalan dan sebagainya.

Burmalis dalam diskusi tersebut berharap kedepannya akan ada pelatihan-pelatihan untuk UMKM Minang, baik di ranah maupun di rantau mengenai isu-isu legalitas usaha UMKM, standarisasi, akses pasar, akses permodalan/pembiayaan dan pemanfaatan teknologi digital bekerjasama dengan Kementrian maupun kepala dinas terkait.

Dalam acara tersebut terjadi transaksi antara pengusaha Minang rantau dengan UMKM di Sumbar. H. Zairul dari DPP IKM langsung memesan 2 ton Beras Pesisir Selatan dan pengusaha tour travel minang membeli 60 ekor sapi melalui e-ternak. Rilis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here