Azyumardi Azra Ingatkan Umat Islam dengan Ummatan Washatan

Jurnal Sumbar

JURNAL SUMBAR | Padang – Guru besar dan cendekiawan muslim dari Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra mengatakan, perlunya ummat jalan tengah atau Ummatan Washatan dalam kondisi perpolitikan saat ini, untuk menepis anggapan bahwa Islam adalah pemecah belah.

Ia berharap, setelah Pilpres dan Pemilu 2019 ini, tidak ada lagi penggunaan agama dalam politik.

“Islam bukan pemecah belah. Berkaca pada pengalaman Indonesia yang berbeda suku dan bahasa, Islam menjadi pemersatu, memperkuat persaudaraan walaupun berbeda-beda,” kata Azyumardi Azra usai kuliah umum menjelang buka bersama di Universitas Negeri Padang, Jumat (17/5/2019).

Ummatan washatan adalah umat yang bersikap, berpikiran, dan berperilaku moderasi, adil, dan proporsional antara kepentingan material dan spiritual, ketuhanan dan kemanusiaan, masa lalu dan masa depan.

Umat yang mengambil jalan tengah berarti tidak kikir dan tidak boros, tidak berlebihan sekaligus tidak berkekurangan.

PERANTAU SIJUNJUNG

Keberadaan Islam di Indonesia, kata Azyumardi, menjaga persaudaraan sesama anak bangsa. “Tidak pernah ada perang sektarian di Indonesia, perang berbeda aliran atau mazhab,” katanya.

Cendekiawan kelahiran Lubuk Alung Pariaman Sumatera Barat ini melihat, dalam Pemilu kali ini, sikap politik yang muncul tak selaras dengan Ummatan Wasathan.

“Ini soal politik, apalagi kemudian ada ulama yang terlibat mengatasnamakan Islam dan lain sebagainya, sehingga kemudian sikap ummatan wasathan, moderasi Islam itu sering tertutupi oleh sikap yang boleh dibilang ekstrim. Sekali lagi, ini karena politik.
Mudah-mudahan setelah Pilpres, penggunaan agama dalam politik itu sudah berakhir,” kata dia.

Pengunaan agama dalam politik memang diakui berlangsung dalam setiap Pemilu, namun tidak dalam skala seperti Pemilu sekarang.

“Pemilu 2014 ada juga, namun skalanya tidak sebesar 2019 ini,” jelas Azyumardi lagi. (Agusmardi)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.